Warung
makan biasanya di pinggir jalan atau tempat strategis untuk menarik
perhatian pengunjung. Berbeda dari warung sate kambing Pak Momo,
meskipun berada di tengah kampung tetap laris.
Para pelanggan datang silih berganti
datang di warung yang berada di Kampung Madyorejo, Kalurahan Jetis,
Kecamatan Sukoharjo tersebut.
Bahkan tidak jarang mereka rela antre
untuk sekadar mendapatkan tempat duduk. Mereka pun siap-siap kecewa bila
datang di atas pukul 12.00.
Tidak jarang, warung tutup sebelum pukul
12.00. Siang itu, misalnya, seorang pelayan terpaksa menolak lima
pelanggan yang datang di sana. Pintu pagar warung pun ditutup dan
dipasangi tulisan ”Sudah Habis”. ”Maaf, Pak, sudah habis. Besok saja ya,
kalau bisa datang lebih gasik,” kata seorang pelayan.
Para pelanggan itu datang dari berbagai
kalangan. Ada pejabat, guru, anggota DPRD, pelajar, dan karyawan swasta.
Selain sate bakar, tersedia tongseng, gulai, sate buntel, dan nasi
goreng. Menu tengkleng pun tersedia. Warung itu juga melayani pesanan
untuk pesta dan arisan.
Pelanggan yang ke sini dari kalangan
macam-macam. Tak hanya pejabat, warga biasa pun tidak takut datang
karena harganya sesuai dengan isi kantong. Cukup Rp 8.000 dijamin
kenyang. Resepnya kurang lebih sama dengan yang digunakan pedagang lain.
Bedanya, mungkin, pada pilihan untuk menggunakan kambing muda.
Dagingnya benar- benar empuk dan tidak alot.
0 comments
Post a Comment